Pemerintah Bikin Kesalahan Fatal Biarkan Impor Tinggi

sumber berita , 22-10-2011

Tingginya impor produk asing ke Indonesia merupakan kesalahan fatal pemerintah saat ini. Sebab itu, proses reshuffle ka­binet diharapkan mampu menye­imbangkan ekspor maupun impor dalam negeri.

Ketua Dewan Pembina Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Fahmi Idris menyayangkan ketimpangan proses ekspor impor di dalam negeri. Impor di bulan Juni 2011 merupakan impor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

“Ini terjadi karena kebijakan menteri lama yang tidak berazaskan kepentingan nasional. Impor yang tinggi amat merugikan Indonesia dalam hal perdagangan,” ujar Fahmi di Jakarta, Kamis (20/10).

Bekas Menteri Perindustrian (Menperin) ini menilai, tingginya impor karena tingkat persaingan atau kompetisi yang tinggi di antara negara-negara eksportir. Selama ini, untuk menjaga persaingan antar negara, Indonesia mem­buat perjanjian baik bilateral maupun multilateral. Mestinya, perjanjian itu menguntungkan Indonesia.

Hal yang sama disampaikan anggota Komisi VI DPR Ecky Awal Mucharam. Menurutnya, dampak dari krisis utang yang menimpa Yunani dikhawatirkan menyebar ke negara-negara Eropa yang lain. Jika itu terjadi, China kemungkinan akan kehilangan pasar ekspornya. Untuk itu Kementerian Perdagangan diharapkan mengantisipasi limpahan produk China.

Ecky mengatakan, Eropa saat ini merupakan pasar ekspor terbesar China yang mencapai 20 persen dari total ekspor negara tersebut. Ketidakpastian terkait kondisi krisis di Eropa juga mengundang kekhawatiran di Indonesia bahwa China akan mengalihkan produk ekspornya ke negara lain, termasuk negara tujuan ekspor Indonesia.

“Dinamika yang terjadi di Eropa harus menjadi perhatian kita bersama, terutama Menteri Perdagangan yang baru harus siap menghadapi limpahan produk China yang kehilangan pasar ekspor karena menurunnya daya beli Eropa,” jelas Ecky.

Ia beranggapan, jika krisis menyebar ke seluruh Eropa, dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi Amerika yang juga merupakan pasar ekspor terbesar China yaitu men­capai 18 persen. Jika itu terjadi, China akan semakin agresif mencari pasar lain di luar dua kawasan tersebut.

Diposting 24-10-2011.

Dia dalam berita ini...

Ecky Awal Mucharam

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Barat III
Partai: PKS