Perencanaan Salatiga 2012-2017 Ngawur

Jajaran anggota DPRD Kota Salatiga menilai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2012-2017 yang disusun eksekutif amburadul.

Banyak kesalahan dalam RPJMD. Bahkan 80% data yang ada di RPJMD menurut kalangan Dewan salah. Anggota Komisi III DPRD Kota Salatiga Suniprat mengungkapkan, kesalahan paling krusial dalam RPJMD 2012-2017 adalah adanya selisih angka proyeksi metrik RAPBD 2012 antara RPJMD dengan data Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).

Dalam RPJMD disebutkan proyeksi metrik RAPBD 2012 senilai Rp508 miliar. Sedangkan dalam proyeksi DPPKAD senilai Rp436 miliar. Dengan demikian ada perbedaan angka senilai Rp72 miliar. ”Selain itu, data angka di demografi juga banyak yang salah. Contohnya jumlah RT/RW disetiap kelurahan berbeda dengan jumlah riil RT/RW yang ada. Batas wilayah Salatiga dengan Kabupaten Semarang bagian barat juga salah. Dalam RPJMD disebutkan,” beber Suniprat,kemarin. Di samping itu, ada kesalahan yang lain yang dilakukan eksekutif dalam menyusun RPJMD.

Tim penyusun RPJMD memasang gambar Hotel Grand Wahid di Jalan Jenderal Sudirman dan Pertokoan Kaloka di Jalan Patimura.Padahal dua gedung tesebut bukan milik Pemkot Salatiga melainkan milik swasta. Yang lebih memperihatinkanlagi, ternyataRPJMDtersebut dibuat oleh UNS (Universitas Sebelas Maret Solo). Ketua Komisi III DPRD Kota Salatiga Agung Setyono menambahkan, selain soal angka, dalam RPJMD juga ada kesalahan fatal lainnya. Yakni soal produk unggulan Kota Salatiga. 

”Dalam RPJMD disebutkan produk unggulan Salatiga adalah perikanan dan kehutanan. Padahal Salatiga tidak punya laut dan tidak punya hutan. Wakil Ketua DPRD Kota Salatiga Iwan Setyo Purbowo mengatakan, guna menyikapi kesalahan RPJMD ini, Dewan akan meminta eksekutif untuk melakukan ekspos hari ini dan Sabtu (5/11) nanti.

Wali Kota Salatiga Yuliyanto berjanji akan memperbaiki semua kesalahan yang ada di RPJMD. ”RPJMD yang kami serahkan ke Dewan masih dalam bentuk draf,” katanya.