Wakil Ketua DPR RI bidang ekonomi Muhammad Sohibul Iman mengingatkan pemerintah agar segera membuat langkah-langkah antisipasi, untuk menyelamatkan ekonomi dalam negeri, dari dampak kemungkinan serangan AS ke Suriah.
Karena, menurut Sohibul, dampaknya sudah dapat dibaca akan menimbulkan gejolak ekonomi bagi dunia internasional, khususnya Indonesia. Terlebih selama ini, untuk menggerakkan sistem ekonominya, Indonesia salah satu yang mengandalkan kegiatan ekspornya ke luar negeri.
"Indonesia yang paling utama adalah masalah ketergantungan tujuan ekspor. Pasti kalau ada serangan AS ke Suriah, itu akan menimbulkan goncangan ekonomi, baik dalam negeri dan dunia. Kalau yang kita akan alami, jelas akan terjadi goncangan dalam tujuan ekspo," ujar Sohibul kepada JurnalParlemen, Sabtu (31/8).
Kata Sohibul, ketika tujuan ekspor RI tergoncang, tentu volume ekspor akan menurun. "Karena itu, dari sekarang pemerintah harus terus menerus melakukan diversifikasi pasar ekspor kita," tukasnya.
Terkait dengan pasokan energi dalam negeri, karena Indonesia sudah menjadi net importir minyak, maka ketika ada peperangan seperti itu, tentu akan sangat menggoncang suplai energi dalam negeri.
"Karena itu, pemerintah juga harus mengantisipasi hal itu. Salah satu caranya, kita harus mengolah produksi minyak sendiri dari sekarang untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri. Jadi tidak lagi mengekspor minyak hasil produksi sendiri. Kita harus mendirikan kilang, sehingga kita tidak perlu impor minyak lagi," tuturnya.
Karena proses pembangunan kilang minyak itu prosesnya lama, kata Sohibul, maka sebaiknya pemerintah harus mencari sumber-sumber energi yang lain, yang dimiliki dalam negeri sendiri.
"Sehingga, ketika terjadi goncangan akibat serangan AS ke Suriah misalnya itu terjadi, goncangannya tidak terlalu besar dampaknya," pungkasnya.
