Anggota Komisi VI DPR RI Intan Fauzi menilai saat ini Indonesia dalam kondisi siap menghadapi adanya ancaman resesi pangan. Ia melihat potensi kekayaan pangan Indonesia yang beragam mampu menjadi buffer stock dalam menjaga kedaulatan pangan nasional. Ia pun menilai sejauh ini langkah Pemerintah dalam mengamankan stok pangan nasional melalui berbagai kebijakan maupun pembangunan infrastruktur pangan di tengah kondisi krisis sudah cukup baik.
Berbagai insfrastruktur pangan yang telah disiapkan Pemerintah menurutnya tidak semata untuk menghadapi resesi, namun dalam jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dimana lebih dari 270 juta rakyat Indonesia memerlukan pangan sebagai kebutuhan primer. Namun demikian ia mengingatkan bahwa kinerja-kinerja tersebut harus dijaga.
“Seperti apa yang dilakukan Perum Bulog menginvestasikan infrastruktur pangan yang besar dengan dana yang besar di setiap sentra pangan berupa modern rice milling. Ini diharapkan dapat bekerja dengan baik karena disana gabah petani dapat diserap dan diproses,” paparnya di dalam forum pertemuan dengan Kementerian Dalam Negeri dan sejumlah BUMN pangan di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (27/10/2022).
Menurutnya, kesiapan Pemerintah dalam menghadapi ancaman resesi pangan harus tepat dan terukur, jangan sampai Pemerintah terlena dengan kondisi yang ada saat ini kemudian menjadi buah simalakama. Terlebih resesi pangan akan sangat berdampak pada stabilitas ekonomi nasional dan sektor strategis lainnya. “Jangan hanya seperti pemadam kebakaran, bahwa nanti kalau resesi pangan itu terjadi kita tidak siap. Jadi harus mulai dipikirkan mengenai stok pangan baik itu bahan pokok dsb,” tegas Legislator Senayan tersebut.
Karenanya, ia pun mendorong berbagai institusi yang bergerak disektor pangan harus serius meningkatkan kinerja dan sinegritasnya mempersiapkan Indonesia dalam melewati situasi krisis global. Berbagai inovasi pengolahan bahan pangan dan penanganan pasca panen menurutnya dapat dilakukan untuk menjaga stok pangan dan stabilitas harga. Hal itu agar jangan setelah beberapa bulan pasca panen beberapa komoditi seperti bawang merah mengalami kelangkaan dan kenaikan harga.
Pada pertemuan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VI DPR, Sarmuji itu, Intan berharap, bangsa Indonesia benar-benar siap menghadapi kondisi krisis melalui program yang terintegrasi secara meyeluruh. Ia optimis Indonesia akan mampu menghadapi situasi krisis global apabila seluruh sektor vital terintegrasi dengan baik.