Sangat disesalkan kasus beredar kembali buku pelajaran sekolah yang memuat cerita bernuansa pornografi.
"Kenapa kasus seperti ini selalu terjadi berulang-ulang. Ini jelas tidak boleh didiamkan, pemerintah dalam hal ini pihak Kemendikbud RI harus segera memperbaiki proses alur penerbitan buku pelajaran dengan ketat, dan dilakukan proses pengawasan yang ekstra, karena hal ini sangat membahayakan bagi para siswa," ujar anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Surahman Hidayat, Kamis (11/7).
Surahman menjelaskan, dalam buku yang ditujukan untuk anak kelas VI SD di Bogor, masing-masing SDN Polisi dan SDN Gunung Gede, tersebut ada cerita pendek (cerpen) berjudul 'Anak Gembala dan Induk Serigala' pada halaman 55-60 dari buku terbitan CV Graphia Buana tersebut. Awalnya tak ada yang salah dengan cerpen yang mengandung unsur sastra ini. Pada halaman 55, cerpen ini bercerita tentang seekor induk serigala yang ingin mencari makanan untuk anaknya.
Akan tetapi ketika sampai di halaman 57, kisah sang induk serigala berubah menjadi kisah seorang perempuan yang bekerja sebagai seorang PSK di kota akibat masa lalunya yang kelam. Narasi yang ditampilkan pada halaman 58 hingga 59 semakin memunculkan kisah mengenai masa lalu si perempuan yang pernah diperkosa oleh seorang mandor hingga melahirkan seorang anak.
Surahman sangat berharap pihak Kemendikbud beserta Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Pusat Kurikulum Perbukuan (Puskurbuk) untuk segera melakukan koordinasi guna melakukan evaluasi secara cermat agar segera diketahui dimana letak kesalahan prosesnya.
"Sehingga kasus seperti ini selalu terjadi berulang-ulang dan harus ada sanksi yang tegas atas keteledoran semacam itu," tandas Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini.