Kalangan DPR RI mempertanyakan kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret nama pejabat lingkungan Sekretariat Negara (Setneg).
Anggota Komisi II DPR asal Fraksi PDI Perjuangan, Zainun Ahmadi, yang mendapat laporan adanya dugaan pelecehan seksual di lingkungan Setneg, mendesak dilakukan tindakan tegas.
Dibeberkannya, dugaan pelecehan dialami direksi dari salah satu perusahaan swasta berinsial IS. Sementara oknum pejabat Setneg yang diduga kuat melecehkan IS adalah berinisial T. Ia juga merupakan pengelola kompleks Kemayoran, Jakarta.
"Kami minta Menseneg (Sudi Silalahi) menindaklanjuti masalah ini. Jelas ada pelanggaran etika. Beliau harus berani menindak tegas. Pecat kalau perlu,’" tutur Zainun Ahmadi dalam keterangan pers, Selasa (19/8).
Berdasarkan pengakuan IS, yang belakangan diketahui masih bertalian darah dengan istri Zainun, tindakan asusila T yang juga pensiunan jenderal bintang dua itu terjadi berulang kali. Kejadiannya di ruang kerja T, tepatnya di lantai enam Gedung Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK), Jakarta Pusat.
"Ternyata, IS itu masih terhitung saudara istri saya. Saya minta kasus ini untuk dibongkar. Saya pernah mencoba hubungi Menseeneg Sudi Silalahi untuk pertanyakan kasus ini, namun gagal. Dan, IS sendiri pernah melaporkan kasus ini kepada Mensesneg Sudi pada 11 Juni 2014. Namun tidak ada perkembangannya,’’ tutur Zainun.
Masih menurut Zainun, kedatangan IS menemui T di Gedung PPK dalam rangka mengurus rekomendasi balik nama terkait pembelian sebuah hotel di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Untuk menindaklanjuti masalah ini, IS yang konon berparas ayu siap dikonfrontir.
"Selain cacat moral, Dirut Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran ini tidak memiliki kinerja yang bagus. Audit BPK acapkali memberikan disclaimer kepada Kemayoran. Jadi buat apa dipertahankan? Kalau tidak, yang bersangkutan mundur meniru langkah Dirut Pertamina," ucapnya.
Apabila Mensesneg Sudi Silalahi tidak kunjung merespon kasus ini, Zainun berjanji bakal melaporkannya ke ke kepolisian.
"Saya sudah pernah sampaikan masalah ini kepada Sekretaris Mensesneg, Pak Taufik (Taufik Sukasah). Saya minta keadilannya. Kalau tetap enggak mempan, terpaksa saya laporkan ke polisi,’’ paparnya.