Dewan dan Warga Rusun Mendukung

Rencana turunnya tarif rusun ini disambut baik para penghuninya. Sabullah, koordinator penghuni rusun se-Surabaya menegaskan, turunnya tarif sewa rusun ini memang sudah seharusnya dilakukan wali kota. Pasalnya, dengan tarif yang ada saat ini, ribuan penghuni rusun enggan membayar.

"Perjuangan kami selama ini terwujud. Tapi kita akan kawal rencana ini hingga benar-benar terealisasi," tandasnya. Awalnya, mereka menuntut semua rusun yang ada di Surabaya dan tidak terbatas rusun yang dikelola Pemkot Surabaya. "Tapi setelah dijelaskan, ternyata pemkot hanya punya kewenangan untuk rusun yang dikelolanya," imbuh Sabullah.

Dengan turunnya tarif ini, tarif sewa lantai satu yang semula Rp 122.000, direncanakan menjadi Rp 40.000, lantai dua yang semula Rp 108.000, turun menjadi Rp 30.000, untuk lantai tiga dari Rp 99.000, menjadi Rp 20.000 dan lantai empat menjadi Rp 10.000 dari Rp 78.000.

Sementara itu, ketua Komisi B DPRD Surabaya, Mochammad Machmud, menyambut baik rencana penurunan tarif sewa rusun dan beberapa aset pemkot yang berkaitan dengan sosial. "Penurunan ini merupakan angin segar bagi masyarakat, terutama penghuni rusun," ujarnya usai rapat paripurna.

Sebagai konsekuensinya, Machmud meenuntut agar pemkot menggenjot pendapatan asli daerah dari pos-pos yang lain. Sehingga, ancaman menurunnya pendapatan asli daerah bisa ditutupi dengan peningkatan retribusi dari aset milik pemkot yang lain.

"Beberapa pos memiliki potensi untuk ditingkatkan. Misalnya tarif sewa Gelora Bung Tomo, sewa tanah milik pemkot dan beberapa gedung. Kalau ini tidak dilakukan, penurunan tarif sewa dari beeb

Pendapatan asli daerah (PAD) Surabaya 2011 tidak memenuhi target. Banyak pos pajak yang tidak maksimal. Dari target PAD Rp 2,139 trilyun, pemkot hanya mampu menggalang Rp 1,514 trilyun atau 88,17 persen.