Calon Komisioner KY Dicecar soal Integritas

Komisi III DPR akan mengutamakan faktor integritas dan rekam jejak dalam memilih anggota Komisi Yudisial (KY). Sejumlah calon dinilai bermasalah dari sisi integritas.

“Itu menjadi syarat utama dalam pemilihan anggota Komisi Yudisial,” kata Ketua Komisi III DPR Benny K Harman di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Komisi III DPR menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap 14 calon anggota KY periode 2010-2015 mulai kemarin hingga hari ini.

Dari 14 nama calon itu akan diperas menjadi tujuh nama.

Dari 14 calon anggota KY, sebanyak sembilan calon diuji sejak pagi hingga malam, yakni Abbas Said, Abdul Ficar Hadjar, Eman Suparman, Hasanuddin, Hermansyah,
Ibrahim, Imam Anshori Saleh, Jaja Ahmad Jayus, dan Jawahir Thontowi.

Menurut Benny, sebelum uji kelayakan dan kepatutan,
pihaknya juga mendapat masuk an soal rekam jejak para ca lon dari masyarakat.

Eman Suparman, salah satu calon komisioner KY, mengatakan akan menggunakan kelembutan untuk membuat malu hakim-hakim yang korup. Calon yang berlatar belakang akademisi itu mengaku percaya 80% hakim bersih.

Lain lagi perilaku Abbas Said, ayah dari pengacara Farhat Abbas.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP M Nurdin menanyakan mengenai Abbas yang terdaftar sebagai teradu di KY menyangkut sejumlah perkara.

“Mengapa tidak berkiprah saja di majelis kehormatan hakim? Mengapa harus ke KY? Apa itu hanya untuk membersihkan nama Bapak yang terdaftar diadukan sebanyak tujuh kali ke KY?” tanya Nurdin.

Tangan Abbas bergetar saat meraih gelas di hadapannya.
Tutup gelas jatuh mengeluarkan bunyi. Setelah terdiam beberapa detik, akhirnya Abbas bersuara.

“Mengenai laporan, semua dilaporkan. Begini, dalam perkara itu ada dua pihak beperkara, yang diuntungkan keputusan hakim, pihak itu akan mengatakan hebat. Kalau dirugikan, hakim itu akan dituduh suap. Se akan-akan kalau pengaduan itu diambil semua, kami ini penghuni neraka semua,” sahutnya.

Benny Harman menanyakan apakah ada makelar kasus di lingkungan hakim. Pertanyaan itu kembali membuat Abbas gugup.

Abbas akhirnya mengakui makelar kasus itu ada meski tidak bersedia menyebutkan siapa. (Din/Ide/P-3)